Berkata Abu Hurairah : ‘Aku telah dikunjungi oleh Rasulullah, padahal aku cuma sakit mata sedikit saja.’
Setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal kita umat Islam akan memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu hari kelahiran baginda Rasulullah Muhammad SAW, dimana beliau dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ulawwal 570 Masehi atau yang dikenal dengan Tahun Gajah
Dalam sebagian masyarakat, penyambutan maulid Nabi Muhammad SAW telah dimulai seminggu sebelum itu, dengan mengadakan pembacaan kitab al-Barzanji, al-Dibā` dan Burdah atau Syaraf al-Anāmyang berisi sejarah hidup Rasulullah SAW dan puji-pujian kepada Baginda Rasulullah SAW. Ada juga yang memperingatinya telah dimulai sebulan sebelum Maulid Nabi, seperti perayaan Sekaten yang diadakan di Jogja atau di Solo.
Ini merupakan bentuk dari kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi terkadang acara yang kita adakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad yang digelar, sering hanya berakhir sebagai formalitas ritual belaka tanpa sedikitpun meninggalkan bekas bagi kita Umat Islam. Kecintaan kita kepada baginda Rasulullah sering hanya berakhir pada tataran ucapan saja, tidak sampai pada tataran aksi atau mengambil contoh dan teladan dari Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Padahal kata peringatan selain bermakna untuk mengingat jasa dan perjuangan baginda Rasulullah juga bermakna untuk mengingatkan kita sudah seberapa jauh kita mencontoh perikehidupan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam kehidupan kita sehari-hari. Sudah sesuaikah tindakan kita hingga pantas disebut sebagai umatnya Nabi Muhammad?
Dalam al-Qur’an kita bila berbicara mengenai Rasulullah kita tidak diajak untuk hanya membaca sejarah hidup beliau akan tetapi diajak untuk meneladani perilaku beliau yang merupakan sebaik-baik teladan.
Mungkin kita masih sering meninggalkan shalat lima waktu, padahal Nabi senantiasa melaksanakan shalat lima waktu di masjid, dan menambah dengan shalat-shalat sunnah lainnya hingga lututnya menjadi bengkak, beliau mengatakan: Ju’ila qurata ‘ayuni fi shalat. Yang artinya: aku jadikan shalat sebagai sesuatu yang menghibur bagiku.
Shalat merupakan tiang agama, sarana komunikasi hamba dengan Tuhannya, kalau kita jarang shalat, bagaimana permohonan kita akan dikabulkan sedangkan kita tidak berkomunikasi dengan Allah SWT? Shalat merupakan perbuatan yang dicintai oleh Allah SWT, Dalam hadis Nabi bersada: Ayyu ‘amalin Ahabbu Ilallah qaala: ashalatu ‘alal waqtiha, qultu tsumma ayyun?….